PANGGUNG BANGSAWAN BENGKULU
RATU SAMBAN
PEMERAN TOKOH
1.
|
Asistent Resident Van Amstel
|
Mulyadi Bahctiar
|
|
||
2.
|
Meneer Amstel
|
mhswi
|
|
||
3.
|
Nonik Caroline
|
mhswi
|
|
||
4.
|
Kontrolir
Cartens
|
Biratno
|
|
||
5.
|
Posthouder Lais
|
Novi Ariansyah
|
|
||
6.
|
Kontrolir Winter
|
|
|
||
7.
|
Komandan Opas
|
Sigan
|
|
||
8.
|
Opas Totok
|
Totok
|
|
||
9.
|
Opas Jojon
|
Jojon
|
|
||
10.
|
Opas
|
Fadeli
|
|
||
11.
|
Opas
|
Anggota
|
|
||
12.
|
Opas
|
Anggota
|
|
||
13.
|
Maradun “Pembarap Bintunan”
|
Ki Agus Anom Chan
|
|
||
14.
|
Pembarap Tanjung Terdana
|
Husein
|
|
||
15.
|
Ratu Tabak
|
Dalhadi Umar
|
|
||
16.
|
Nyi Tabak
|
mhswi
|
|
||
17.
|
Puti Enen
|
mhswi
|
|
||
18.
|
Bik Ipah
|
Saripah
|
|
||
19.
|
Merausin
|
Ismail
|
|
||
20.
|
Depati Bintunan
|
Doni
|
|
||
21.
|
Depati Tanjung Terdana
|
Bowo
|
|
||
22.
|
Depati Krekes
|
Andri
|
|
||
23.
|
Ratu Samban “Pasirah Mardjati” (Bintunan)
|
Anom
|
|
||
24.
|
Pasirah Semer (Kerkap)
|
Berlian
|
|
||
25.
|
Raja Alam (Pasirah Perbo)
|
Doyok
|
|
||
26.
|
Raja Intan (Pasirah Air Besi)
|
Ref
|
|
||
27.
|
Raja Kalipa (Pasirah Palik)
|
Panca Darmawan
|
|
||
28.
|
Raja Malim (Pasirah Air. Pd)
|
Gito
|
|
||
29.
|
Depati Krekes
|
Teguh
|
|
||
30.
|
Datuk Pasar Bintunan
|
Sukmar Neri
|
|
||
RATU SAMBAN
ADEGAN SATU.
MARKAS BELANDA DI LAIS (Layar Istana)
Pemain : 1. para Opas, 2. Komandan Opas. 3. Tuan Winter, 4.
Tuan Cartens, 5. Tuan Van Amstel, 6. Pasirah Semer, 7. Pasirah Perbo, 8. Pasirah Air Besi, 9.
Pasirah Air Padang, 10. Pasirah Palik
Sinopsis :
para Opas sedang piket lalu
muncul Komandan Opas memeriksa para opas..Komandan Opas kasihan pada para opas
yang rendah gajinya, karena itu diminta santai saja menjalankan tugasnya selagi
tidak ada Tuan Winter. Tak lam, datang Tuan Winter memarahi Komandan Opas
karena tidak becus ngatur keamanan dan anak buahnya. Tapi, didepan Tuan Winter,
Komandan Opas berlagak disiplin dan tegas pada anak buahnya... Tuan Winter
minta laporan apakah undangan untuk para Pasirah sudah disampaikan. Tuan Winter
segera memerintahkan Komandan dan para opas memeriksa pos penjagaan di luar dan
melaporkan jika para pasirah sudah datang.. Tuan Van Amstel datang diiring oleh Tuan Cartens...Tuan
Amstel menanyakan kenapa para pasirah belum datang. Tuan Winter menjawab dalam
perjalanan. Tuan Amstel menanyakan persiapan pemberian hadiah “premi” . Tuan
Cartens sudah menyiapkan dananya, tinggal membagi.Tak lama datanglah rombongan
pasirah.. Mereka disambut dengan senang.
Sesuai dengan janji Tuan Amstel,
Tuan Winter segera memberitahukan bahwa para pasirah akan menerima pembagian
hadiah (premie) berupa uang gulden kepada setiap Pasirah sebesar 25 gulden. Hadiah
langsung dibagi-bagikan oleh Tuan Cartens, tetapi Ratu Samban menolaknya, dan
mempertanyakan apa maksud tujuan pemberian uang tersebut. Tuan2 Belanda amat
kaget, termasuk Pasirah Semer yang menyarankan agar menerima hadiah tersebut.
Ratu Samban tetap tak mau menerima tanpa kejelasan, bahkan Rattu Samban semakin
curiga ada apa dibalik semua itu.
Setelah tuan2 Belanda berunding
sebentar, lalu Tuan Winter menjelaskan, bahwa pemerintah Hindia Belanda akan memberlakukan Hoofdbelasting, yaitu
pajak kepala untuk semua penduduk. Setiap orang yang telah berumur 16 tahun
dikenakan wajib pajak sebesar 1 hingga
10 gulden. Semua pasirah setuju, kecuali Ratu samban yang protes, dengan alasan
rakyat sudah cukup menderita karena banyak bebannya. Pasirah Mardjati minta
agar keputusan Gouvernement itu dibatalkan. Tuan Van Amstel marah dan tetap
memberlakukannya. Ratu Samban lalu keluar dari sidang tanpa permisi, sambil
mengancam takkan mematuhi perintah gouvernement. Kontrolir Cartens makin geram lalu
menembaknya ... Ratu Samban yang tak mempan senjata justru mengejeknya....
Tuan2 Belanda terheran2 dan
semakin geram, kenapa Ratu Samban tak mempan senjata...
Pasirah Semer memberitahukan
bahwa, Ratu Samban juga bisa menghilang karena mempunyai sebuah pusaka ampuh
yang disebut : "Bedog Rataman Guru Besi". Maka tak gampang menangkap
apalagi membunuh Ratu Samban. Van Amstel tak percaya bahkan makin marah... Van
Amstel segera memerintahkan para pasirah seluruh pasukannya menuju Bintunan
untuk menangkap Ratu Samban. Tapi diam-diam
Winter menugaskan Pasirah Semer mencari rahasia kesaktian Ratu Samban.
ADEGAN DUA.
STRAAT /DI JALAN DEKAT
SUNGAI WILAYAH BINTUNAN
(layar pemandangan)
Pemain : 1. Puti
Enen, 3. Bik Ipah, 4. Pasirah Semer, 5. Maradun, 6. Ratu Samban.
Sinopsis :
Puti Enen yang ditemani Bik Ipah habis dari nyuci pakaian
disungai ketika mau pulang dihadang oleh Pasirah Semer yang sudah lama jatuh
hati pada Puti Enen. Pasirah Semer berusaha merayu agar Puti Enen mau menjadi
istrinya. Meski dipameri harta benda banyak, Puti Enen tetap menolak keras
karena sama sekali tak suka dengan Pasirah Semer, apalagi pasirah Semer telah
menjadi anteknya Belanda...Pasirah semakin gemas dan terus berusaha menangkap
Puti Enen, tapi selalu dihalangi oleh Bik Ipah... Puti lari ladlu dikejar
Pasirah Semer,,, Puti Enen lari ketemu kakaknya Maradun, lalu
menceritakannya... ttak lama Pasirah Semer mengejarnya dan berhadapan dengan
Maradun... dan terjadilah perang... Maradun rupanya terdesak melawan Semer,
disaat yang kritis muncullah Ratu Samban menolongnya.. karena kesaktian Ratu
Samban, Pasirah Semer dibuatnya tak berdaya, dan kesakitan... Ratu Samban tak
sampai hati melukai bangsanya sendiri walau Pasirah Semer sudah berkianat...
Ratu Samban memaafkannya... Pasirah Semer berjanji akan mengikuti perjuangan
Ratu Samban... Pasirah Semer pamit... Ratu Samban menyuruh agar adiknya Puti
Enen dan Bik Ipah segera pulang. Ratu Samban. Maradun menanyakan hasil
pertemuan di markas Belanda di Kerkap... Ratu Samban menceritakan penolakannya
atas pajak kepala terhadap penduduk pribumi... Lalu datanglah rombongan para
depati yang melaporkan bahwa pasukan Belanda sudah bergerak menuju Bintunan dan
akan menangkap Ratu Samban..Ratu Samban tak gentar, lalu menyusun siasat dengan mencegat pasukan Belanda yang akan
menyeberangi sungai....Lalu pasukan ratu Samban segera menyingkir..
ADEGAN TIGA
STRAAT DITENGAH
SUNGAI (LAYAR TETAP).
Sinopsis :
Tak lama muncullah sedadu Belanda
dan para Pasirah (kecuali Semer) dibawah pimpinan Asisten Resident Van Amstel sudah
tiba di perbatasan wilayah Bintunan, tinggal menyeberangi sungai saja. Untuk
meyakinkan, van Amstel memerintahkan Winter dan anak buahnya untuk menyelidiki
tempat sekitarnya. Tak lama, muncullah
Ratu Samban. Peperangan tak terhindarkan. Van Amstel mengingatkan agar Ratu
Samban tidak membangkang gouvernement, dan jika masih membangkang, maka akan
ditangkap. Mendengar ancaman tersebut, Ratu Samban makin berani, maka
dicabutlah keris pusakanya lalu ditusuklah Van Amstel dan sekaligus juga
Kontrolir Cartens. Sesudah menusuk, terus lari masuk hutan lagi. Asisten
Resident Van Amstel dan Kontrolir Cartens menggelepar terkena tusukan pusaka
Ratu Samban… dan akhirnya tewas. Melihat pemimpinnya tewas, Kontrolir Winter
segera memerintahkan anak buahnya untuk mengangkatnya dan membawanya pulang ke
markas Belanda di Lais. Dan sekaligus minta tambahan pasukan. Kontrolir Winter,
Komandan Opas, dan sisa anak buahnya dikerahkan untuk terus memburu Ratu
Samban.
ADEGAN EMPAT.
STRAAT/JALAN (layar
pemandangan)
Pemain : 1.
Merausin, 2. Pasirah Semer
Merausin yang disuruh orang tuanya mencari ayuknya Puti
Enen kebingungan karena tak menemukan, bertemu
tak sengaja dengan Pasirah Semer... Pasirah Semer berusaha mengambil hati
Merausin dengan menceritakan bahwa Ratu Samban dan Pasirah Semer adalah temen
seperjuangan saling membahu melawan Belanda. Pasirah Semer sangat kagum akan
kesaktian Ratu Samban, dan ingin sakti seperti Ratu Samban... Merausin yang
masih lugu dan polos terceplos memberikan rahasia kesaktian Ratu Samban, bahwa
Ratu Samban takkan mati jika darahnya menetes di tanah. Dan hanya bisa ditembus
dengan peluru yang berlapis kencana emas... Sesudah dapat rahasia Pasirah Semer
segera pergi meninggalkan Merausin. Merausin senang karena mendapat hadiah uang
1 golden.
ADEGAN LIMA.
DI RUMAH RATU TABAK
(layar rumah)
Pemain : 1. Ratu
Tabak, 2. Nyi Tabak, 3. Puti Enen, 4. Maradun, 5. Merausin, 6 Ratu Samban.
Sinopsis :
Nyi Tabak gelisah dan waswas mikirkan Puti Enen
yang nyuci pakain ke sungai belum pulang2.. Ratu Tabak menenangkannya karena
sudah menyuruh Merausin untuk menyusulnya. Tapi Nyi Tabak masih kuatir karena
Merausin itu anak yang kurang akal... Tak lama Puti Enen pulang nampak pucat...
ketika ditanya kenapa lama, lalu menceritakan kejadiannya. Maradun pun
pulang,.. Ratu Tabak menanyakan perkembangan perjuangan Ratu Samban melawan
kompeni Belanda. Maradun menceritakan bahwa Ratu Samban telah membunuh pembesar
Belanda yaitu Kontrolir Cartens dan Asisten Residen Van Amstel... Ratu Tabak
sangat bangga akan keberanian Ratu Samban melawan kompeni Belanda. Tak lama
pulang Merausin dengan senyum gembira memamerkan uang 1 golden..Setelah ditanya
Merausin cerita telah diberi uang oleh Pasirah Semer... dan cerita tentang
kesaktian Ratu Samban.... keluarga makin penasaran dan cemas,.. jangan-jangan
Merausin membuka rahasia kesaktian Ratu Samban... Ternyata benar Merausin
terceplos membuka rahasia kesaktian Ratu Samban....Pembarap Maradun amat kesal dan marah sekali pada Merausin...hingga
Merausin dihajarnya berkali2....Merausin hanya merintih kesakitan ... Maradun
makin kalap dengan adiknya, Tapi dicegah oleh Ratu Tabak dengan
bijaksana...ratu tabak memberikan wejangan kewpada Maradun, agar tidak mudah
marah, dan tidak menyesali yang sudah terjadi... jika memang sudah takdirnya
anaknya Ratu .Samban mati ditangan Belanda, semaunya harus ikhlas menerimanya
dan tetap meneruskan perjuangannya. Ratu Tabak hanya berdoa semoga tak terjadi apa2 pada Ratu Samban...
Maradun segera pamit menyusul perjuangan Ratu Samban...
ADEGAN. 6
DI HUTAN RIMBA
BINTUNAN (layar hutan)
Sinopsis :
Perang gerilya yang dipimpin oleh Ratu Samban
mampu membunuh satu persatu pasukan Belanda...hingga tinggal Tuan Winter
didampingi Komandan Opasnya yang terdesak mundur. Dalam situasi yang gawat,
tiba2 mereka bertemu dengan Pasirah Semer yang segera melaporkan keberhasilan
mencari tahu titik lemahnya Ratu Samban, bahkan sudah menyiapkan peluru lapis
kencana emas.
Ratu Samban lalu berhadapan
dengan Winter yang sudah siap dengan peluru kencana emasnya...Ratu Samban tak
menyangka akan tembus peluru... Setelah menembak Winter dan rombongannya
lari... Ratu Samban merasakan sakit luar biasa... para pembarap, dan depati
segera mendekati dan memeluk erat Ratu Samban yang sekarat namun masih tegap
berdiri...... Sebelum Ratu Samban menghembuskan nafas terakhir, masih sempat
berpesan agar rakyatnya tetap bersatu mempertahankan bumi Bintunan sampai tetes
darah penghabisan….. setelah itu…gugurlah Ratu Samban…. Dan para pasukannya
segera mengusungnya……TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar