Sabtu, 12 April 2014



PANGGUNG BANGSAWAN BENGKULU

RATU SAMBAN

PEMERAN TOKOH
1.       
Asistent Resident Van Amstel
Mulyadi Bahctiar

2.       
Meneer Amstel
mhswi


3.       
Nonik Caroline
mhswi


4.       
Kontrolir  Cartens
Biratno


5.       
Posthouder Lais
Novi Ariansyah


6.       
Kontrolir Winter



7.       
Komandan Opas
Sigan


8.       
Opas Totok
Totok


9.       
Opas Jojon
Jojon


10.   
Opas
Fadeli


11.   
Opas
Anggota


12.   
Opas
Anggota


13.   
Maradun “Pembarap Bintunan”
Ki Agus Anom Chan


14.   
Pembarap Tanjung Terdana
Husein


15.   
Ratu Tabak
Dalhadi Umar


16.   
Nyi Tabak
mhswi


17.   
Puti Enen
mhswi


18.   
Bik Ipah
Saripah


19.   
Merausin
Ismail


20.   
Depati Bintunan
Doni


21.   
Depati Tanjung Terdana
Bowo


22.   
Depati Krekes
Andri


23.   
Ratu Samban “Pasirah Mardjati” (Bintunan)
Anom


24.   
Pasirah Semer (Kerkap)
Berlian


25.   
Raja Alam (Pasirah Perbo)
Doyok


26.   
Raja Intan (Pasirah Air Besi)
Ref


27.   
Raja Kalipa (Pasirah Palik)
Panca Darmawan


28.   
Raja Malim (Pasirah Air. Pd)
Gito


29.   
Depati Krekes
Teguh


30.   
Datuk Pasar Bintunan
Sukmar Neri




















RATU  SAMBAN

ADEGAN SATU.
MARKAS  BELANDA DI LAIS (Layar Istana)
Pemain : 1. para Opas, 2. Komandan Opas. 3. Tuan Winter, 4. Tuan Cartens, 5. Tuan Van Amstel, 6. Pasirah Semer,  7. Pasirah Perbo, 8. Pasirah Air Besi, 9. Pasirah Air Padang, 10. Pasirah Palik

Sinopsis :
para Opas sedang piket lalu muncul Komandan Opas memeriksa para opas..Komandan Opas kasihan pada para opas yang rendah gajinya, karena itu diminta santai saja menjalankan tugasnya selagi tidak ada Tuan Winter. Tak lam,   datang Tuan Winter memarahi Komandan Opas karena tidak becus ngatur keamanan dan anak buahnya. Tapi, didepan Tuan Winter, Komandan Opas berlagak disiplin dan tegas pada anak buahnya... Tuan Winter minta laporan apakah undangan untuk para Pasirah sudah disampaikan. Tuan Winter segera memerintahkan Komandan dan para opas memeriksa pos penjagaan di luar dan melaporkan jika para pasirah sudah datang.. Tuan Van Amstel  datang diiring oleh Tuan Cartens...Tuan Amstel menanyakan kenapa para pasirah belum datang. Tuan Winter menjawab dalam perjalanan. Tuan Amstel menanyakan persiapan pemberian hadiah “premi” . Tuan Cartens sudah menyiapkan dananya, tinggal membagi.Tak lama datanglah rombongan pasirah.. Mereka disambut dengan senang.
Sesuai dengan janji Tuan Amstel, Tuan Winter segera memberitahukan bahwa para pasirah akan menerima pembagian hadiah (premie) berupa uang gulden kepada setiap Pasirah sebesar 25 gulden. Hadiah langsung dibagi-bagikan oleh Tuan Cartens, tetapi Ratu Samban menolaknya, dan mempertanyakan apa maksud tujuan pemberian uang tersebut. Tuan2 Belanda amat kaget, termasuk Pasirah Semer yang menyarankan agar menerima hadiah tersebut. Ratu Samban tetap tak mau menerima tanpa kejelasan, bahkan Rattu Samban semakin curiga ada apa dibalik semua itu.
Setelah tuan2 Belanda berunding sebentar, lalu Tuan Winter menjelaskan, bahwa pemerintah Hindia Belanda  akan memberlakukan Hoofdbelasting, yaitu pajak kepala untuk semua penduduk. Setiap orang yang telah berumur 16 tahun dikenakan wajib pajak sebesar  1 hingga 10 gulden. Semua pasirah setuju, kecuali Ratu samban yang protes, dengan alasan rakyat sudah cukup menderita karena banyak bebannya. Pasirah Mardjati minta agar keputusan Gouvernement itu dibatalkan. Tuan Van Amstel marah dan tetap memberlakukannya. Ratu Samban lalu keluar dari sidang tanpa permisi, sambil mengancam takkan mematuhi perintah gouvernement. Kontrolir Cartens makin geram lalu menembaknya ... Ratu Samban yang tak mempan senjata justru mengejeknya....
Tuan2 Belanda terheran2 dan semakin geram, kenapa Ratu Samban tak mempan senjata...
Pasirah Semer memberitahukan bahwa, Ratu Samban juga bisa menghilang karena mempunyai sebuah pusaka ampuh yang disebut : "Bedog Rataman Guru Besi". Maka tak gampang menangkap apalagi membunuh Ratu Samban. Van Amstel tak percaya bahkan makin marah... Van Amstel segera memerintahkan para pasirah seluruh pasukannya menuju Bintunan untuk menangkap Ratu Samban.  Tapi diam-diam Winter menugaskan Pasirah Semer mencari rahasia kesaktian Ratu Samban.

ADEGAN DUA.
STRAAT /DI JALAN DEKAT SUNGAI WILAYAH BINTUNAN
(layar pemandangan)
Pemain : 1. Puti Enen, 3. Bik Ipah, 4. Pasirah Semer, 5. Maradun, 6.  Ratu Samban.
Sinopsis :
Puti Enen yang ditemani Bik Ipah habis dari nyuci pakaian disungai ketika mau pulang dihadang oleh Pasirah Semer yang sudah lama jatuh hati pada Puti Enen. Pasirah Semer berusaha merayu agar Puti Enen mau menjadi istrinya. Meski dipameri harta benda banyak, Puti Enen tetap menolak keras karena sama sekali tak suka dengan Pasirah Semer, apalagi pasirah Semer telah menjadi anteknya Belanda...Pasirah semakin gemas dan terus berusaha menangkap Puti Enen, tapi selalu dihalangi oleh Bik Ipah... Puti lari ladlu dikejar Pasirah Semer,,, Puti Enen lari ketemu kakaknya Maradun, lalu menceritakannya... ttak lama Pasirah Semer mengejarnya dan berhadapan dengan Maradun... dan terjadilah perang... Maradun rupanya terdesak melawan Semer, disaat yang kritis muncullah Ratu Samban menolongnya.. karena kesaktian Ratu Samban, Pasirah Semer dibuatnya tak berdaya, dan kesakitan... Ratu Samban tak sampai hati melukai bangsanya sendiri walau Pasirah Semer sudah berkianat... Ratu Samban memaafkannya... Pasirah Semer berjanji akan mengikuti perjuangan Ratu Samban... Pasirah Semer pamit... Ratu Samban menyuruh agar adiknya Puti Enen dan Bik Ipah segera pulang. Ratu Samban. Maradun menanyakan hasil pertemuan di markas Belanda di Kerkap... Ratu Samban menceritakan penolakannya atas pajak kepala terhadap penduduk pribumi... Lalu datanglah rombongan para depati yang melaporkan bahwa pasukan Belanda sudah bergerak menuju Bintunan dan akan menangkap Ratu Samban..Ratu Samban tak gentar, lalu menyusun siasat  dengan mencegat pasukan Belanda yang akan menyeberangi sungai....Lalu pasukan ratu Samban segera menyingkir..

ADEGAN TIGA
STRAAT DITENGAH SUNGAI (LAYAR TETAP).

Sinopsis :
Tak lama muncullah sedadu Belanda dan para Pasirah (kecuali Semer) dibawah pimpinan Asisten Resident Van Amstel sudah tiba di perbatasan wilayah Bintunan, tinggal menyeberangi sungai saja. Untuk meyakinkan, van Amstel memerintahkan Winter dan anak buahnya untuk menyelidiki tempat sekitarnya.  Tak lama, muncullah Ratu Samban. Peperangan tak terhindarkan. Van Amstel mengingatkan agar Ratu Samban tidak membangkang gouvernement, dan jika masih membangkang, maka akan ditangkap. Mendengar ancaman tersebut, Ratu Samban makin berani, maka dicabutlah keris pusakanya lalu ditusuklah Van Amstel dan sekaligus juga Kontrolir Cartens. Sesudah menusuk, terus lari masuk hutan lagi. Asisten Resident Van Amstel dan Kontrolir Cartens menggelepar terkena tusukan pusaka Ratu Samban… dan akhirnya tewas. Melihat pemimpinnya tewas, Kontrolir Winter segera memerintahkan anak buahnya untuk mengangkatnya dan membawanya pulang ke markas Belanda di Lais. Dan sekaligus minta tambahan pasukan. Kontrolir Winter, Komandan Opas, dan sisa anak buahnya dikerahkan untuk terus memburu Ratu Samban. 

ADEGAN  EMPAT.
STRAAT/JALAN (layar pemandangan)
Pemain : 1. Merausin, 2. Pasirah Semer
Merausin yang disuruh orang tuanya mencari ayuknya Puti Enen kebingungan karena tak menemukan,  bertemu tak sengaja dengan Pasirah Semer... Pasirah Semer berusaha mengambil hati Merausin dengan menceritakan bahwa Ratu Samban dan Pasirah Semer adalah temen seperjuangan saling membahu melawan Belanda. Pasirah Semer sangat kagum akan kesaktian Ratu Samban, dan ingin sakti seperti Ratu Samban... Merausin yang masih lugu dan polos terceplos memberikan rahasia kesaktian Ratu Samban, bahwa Ratu Samban takkan mati jika darahnya menetes di tanah. Dan hanya bisa ditembus dengan peluru yang berlapis kencana emas... Sesudah dapat rahasia Pasirah Semer segera pergi meninggalkan Merausin. Merausin senang karena mendapat hadiah uang 1 golden.


ADEGAN LIMA.
DI RUMAH RATU TABAK (layar rumah)
Pemain : 1. Ratu Tabak, 2. Nyi Tabak, 3. Puti Enen, 4. Maradun, 5. Merausin, 6 Ratu Samban.
Sinopsis :
            Nyi Tabak gelisah dan waswas mikirkan Puti Enen yang nyuci pakain ke sungai belum pulang2.. Ratu Tabak menenangkannya karena sudah menyuruh Merausin untuk menyusulnya. Tapi Nyi Tabak masih kuatir karena Merausin itu anak yang kurang akal... Tak lama Puti Enen pulang nampak pucat... ketika ditanya kenapa lama, lalu menceritakan kejadiannya. Maradun pun pulang,.. Ratu Tabak menanyakan perkembangan perjuangan Ratu Samban melawan kompeni Belanda. Maradun menceritakan bahwa Ratu Samban telah membunuh pembesar Belanda yaitu Kontrolir Cartens dan Asisten Residen Van Amstel... Ratu Tabak sangat bangga akan keberanian Ratu Samban melawan kompeni Belanda. Tak lama pulang Merausin dengan senyum gembira memamerkan uang 1 golden..Setelah ditanya Merausin cerita telah diberi uang oleh Pasirah Semer... dan cerita tentang kesaktian Ratu Samban.... keluarga makin penasaran dan cemas,.. jangan-jangan Merausin membuka rahasia kesaktian Ratu Samban... Ternyata benar Merausin terceplos membuka rahasia kesaktian Ratu Samban....Pembarap Maradun amat  kesal dan marah sekali pada Merausin...hingga Merausin dihajarnya berkali2....Merausin hanya merintih kesakitan ... Maradun makin kalap dengan adiknya, Tapi dicegah oleh Ratu Tabak dengan bijaksana...ratu tabak memberikan wejangan kewpada Maradun, agar tidak mudah marah, dan tidak menyesali yang sudah terjadi... jika memang sudah takdirnya anaknya Ratu .Samban mati ditangan Belanda, semaunya harus ikhlas menerimanya dan tetap meneruskan perjuangannya. Ratu Tabak hanya berdoa  semoga tak terjadi apa2 pada Ratu Samban... Maradun segera pamit menyusul perjuangan Ratu Samban...

ADEGAN. 6
DI HUTAN RIMBA BINTUNAN (layar hutan)
Sinopsis :
            Perang gerilya yang dipimpin oleh Ratu Samban mampu membunuh satu persatu pasukan Belanda...hingga tinggal Tuan Winter didampingi Komandan Opasnya yang terdesak mundur. Dalam situasi yang gawat, tiba2 mereka bertemu dengan Pasirah Semer yang segera melaporkan keberhasilan mencari tahu titik lemahnya Ratu Samban, bahkan sudah menyiapkan peluru lapis kencana emas.
Ratu Samban lalu berhadapan dengan Winter yang sudah siap dengan peluru kencana emasnya...Ratu Samban tak menyangka akan tembus peluru... Setelah menembak Winter dan rombongannya lari... Ratu Samban merasakan sakit luar biasa... para pembarap, dan depati segera mendekati dan memeluk erat Ratu Samban yang sekarat namun masih tegap berdiri...... Sebelum Ratu Samban menghembuskan nafas terakhir, masih sempat berpesan agar rakyatnya tetap bersatu mempertahankan bumi Bintunan sampai tetes darah penghabisan….. setelah itu…gugurlah Ratu Samban…. Dan para pasukannya segera mengusungnya……TAMAT.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar