Sabtu, 12 April 2014



" RAJA LELO "


Naskah  & Sutradara:
Drs. Agus Setiyanto, M.Hum.



MAIN DI LAPANGAN TUGU
19 NOPEMBER 2007
PUKUL: 20.00 S/D 23.00 WIB



Produksi  2

KOMUNITAS SENIMAN BENGKULU (KSB)
Sekretariat : Jl. Letkol Iskandar no.22 Bengkulu, Telp. (0736) 341075

PANGGUNG BANGSAWAN BENGKULU
" RAJA LELO "

NO
TOKOH
PEMERAN
1.       
Resident Thomas Parr

2.       
Charles Murray

3.       
Nyonya    Parr

4.       
Nonik  Parr

5.       
Superintendan  R.S. Perreau

6.       
Kepala Serdadu 

7.       
Serdadu I

8.       
Serdadu II

9.       
Pelayan

10.   
Pangeran Linggang Alam

11.   
Datuk Tengah Padang

12.   
Pangeran Kalipa Raja

13.   
Daeng Mabella

14.   
NYI Daeng

15.   
Daeng Marewa Putra

16.   
Anak Buah D. Marewa

17.   
Depati Dusun Besar

18.   
Depati Pagar Dewa

19.   
Depati Sukarami

20.   
Nyi Depati  Sukarami

21.   
Raja Lelo (Si Banjar)

22.   
Si Anjut

23.   
Penulis Naskah & Sutradara
Agus Setiyanto.
24.   
Asisten  Sutradara
Isro.



RAJA LELO
ADEGAN 1
DI KEDIAMAN  PANGERAN SUNGAI LEMAU
PELAKU        : (Pangeran Linggang Alam, Nyi P.A, Datuk Tengah Padang, Pangeran Sungai Itam, Superintendan R.S. Perreau).
Sinopsis :
(Musik main) … Pangeran Linggang Alam, Datuk Tengah Padang, dan Raja Kalipa dari Sungai Itam, untuk membahas berbagai hal ketidakadilan yang telah dilakukan oleh Residen Thomas Parr: Pangeran Linggang Alam mengupas : (1) Penghapusan berbagai pajak tradisi (pajak hasil bumi, bea lewat sungai, dll) yang merugikan para kepala adat. (2). Penghapusan gelar kepangeranan terhadap para kepala adat, yang merugikan kewibawaan serta pendapatan ekonominya. Sedangkan, Datuk Tengah Padang merasa prihatin atas : Pemecatan Daeng Mabella dari jabatan Kapten Kepala dan Anggota Dewan Pangeran. Padahal Daeng Mabella sangat berjasa bagi kompeni Inggris, dan pengaruhnya pun cukup besar di wilayah Sungai Lemau. (4). Sementara, Raja Kalipa sangat kecewa atas : Penerapan sistem perkebunan bebas, yang berakibat banyak tanah dan kebun yang telah dikuasai oleh Tuan Perreau, selaku pengawas perkebunan bebas. Pemaksaan penanaman kopi, merugikan rakyat yang sudah menanam merica. Pangeran Linggang Alam lalu menyimpulkan, bahwa sumber konfliknya ada di Tuan residen Thomas Parr, dan Tuan Perreau.
            (Musik bunyi mengiring munculnya Perreau)
Tiba-tiba datang Tuan Perreau dengan membawa peraturan baru dari Tuan residen. Lalu dibacakannya, mengingat, menimbang dst, memutuskan : bahwa mulai saat ini diberlakukan peraturan untuk menanam kopi. Penduduk yang tadinya menanam mrica diharuskan mengganti tanaman kopi. Datuk Tengah Padang keberatan, sebab menanam mrica hasil lebih menguntungkan dibanding menanam kopi. Sedangkan Raja Kalipa cemas, dengan alasan tak menjamin rakyatnya suku Lembak yang mempunyai watak keras, mau menerimanya, bahkan meramalkan akan terjadinya pemberontakan melawan Tuan Residen Thomas Parr.
            Tuan Perreau menjelaskan, bahwa kopi saat ini sedang laku di pasaran, dan dijanjikan akan mendapat premie besar dari kompeni Inggris kalau berhasil.  Soal anak buah yang bandel itu tergantung pendekatannya. bahwa tak peduli dengan alasan karena hanya sekedar menjalankan perintah Tuan residen Thomas Parr. Lalu Pangeran Linggang Alam menanyakan alasan pemecatan Daeng Mabella, dan minta untuk ditinjau kembali. Tuan Perreau menjelaskan bahwa itu pelajaran bagi siapa saja yang melakukan korupsi dan merugikan keuangan negara (Inggris)… lalu pamit. 

ADEGAN 2
STRAAT (JALAN)
Pelaku : Daeng Mabella
Sinopsis           :
Daeng Mabella monolog (ngudarasa), kecewa berat atas pemecatan dirinya sebagai kapten kepala, dan sekaligus Anggota Dewan Pangeran. Padahal sudah mengabdi dengan kompeni Inggris cukup lama. Daeng Mabella merasa dipermalukan oleh Tuan Residen Thomas Parr. Malu kepada dirinya sendiri, malu kepada para Pangeran, dan malu kepada keluarganya. Sebagai orang Bugis yang berdarah bangsawan, dia harus melakukan siri untuk menebus rasa malunya. Daeng Mabella akan membuat perhitungan dengan Thomas Parr.    

ADEGAN 3
KEDIAMAN DAENG MABELLA
PELAKU        : (Daeng Mabella, Nyi Daeng, Daeng Putra Rewa, Anak Buah I, Anak Buah II, Datuk Tengah Padang, Pangeran Sungai Itam).
Sinopsis:
            Nyi Daeng tampak cemberut karena melihat perubahan sikap suaminya (Daeng Mabella) yang biasanya romantis, tiba-tiba aneh, bahkan cuek. Nyi Daeng menaruh curiga. Tak lama muncullah Daeng Mabella. Nyi Daeng  menanyakan apa gerangannya. Daeng Mabella pun lalu menjelaskan, bahwa dia telah dipecat dari kedudukannya sebagai Kapten Kepala, dan sekaligus anggotaan Dewan Pangeran (Pangeransraad)  oleh Tuan Residen Thomas Parr, dengan tuduhan korupsi soal pengiriman uang ke luar Residensi Bengkulen. Nyi Daeng terkejut, dan membujuk agar suaminya memberontak. Tapi, Daeng Mabella tak mau gegabah.
Tak lama, muncul anak buahnya Daeng Marewa Putra, yang melaporkan, bahwa Tuannya telah dicambuki oleh Tuan Residen Thomas Parr dengan sadisnya. Nyi Daeng kaget setengah tak percaya, lalu emosi dan mengadukan pada suaminya. Daeng Mabella masih bersikap tenang, karena belum tau buktinya. Tak lama muncullah Daeng Marewa Putra dengan sempoyongan dipandu oleh anak buahnya. Dengan tersendat-sendat putranya menceritakan kejadiannya, bahwa dia dianggap salah menghina Tuan Residen. Begitu melihat anak kesayangannya terluka kena bekas cambukan, maka mendidihlah darah Daeng Mabella. Daeng Mabella lalu pergi meninggalkan rumah.  

ADEGAN 4
MARKAS FORT MARLBOROUGH
PELAKU : (Thomas Parr, Meneer Parr, Nonik Dewi, Nonik Eva, R.S. Perreau, Serdadu Ali Jojon, Serdadu Novi, Serdadu Sigan, Serdadu )
Sinopsis:
            Para serdadu sedang berjaga di markas Benteng Marlborough. Serdadu Sigan minta agar santai, sebab  Kepala Serdadu (Novi) belum masuk kantor… lalu mereka ngrumpi. Lalu muncul pelayan untuk membagikan jatah konsumsinya…. Setelah selesai si pelayan (Saripah) masuk lagi. Serdadu Sigan menukar jatahnya ke jatah Kepala serdadu. Lalu muncul Kepala serdadu (Novi), langsung nyambar jatahnya, curiga karena tak seperti biasanya, lalu suruh anak buahnya memanggil si pelayan. Akhirnya ketahuan, bahwa jatahnya ditukar oleh Serdadu Sigan.
            Tak lama muncul, Nonik Dewi menanyakan si pelayan tentang makanan istimewanya yang hilang di meja makan. Setelah didesak, akhirnya si pelayan ngaku, disuruh Komandan Serdadu Novi yang ingin sekali-kali nyicip makanan tuannya. Noni Dewi marah…. Tak lama muncul Nyonya Meneer bersama Tuan Residen Thomas Parr, dan sekretarisnya Charles Murray. Nonik melaporkan, dan marahlah Tuan dan Nyonya Parr…. Dan menyuruh sekretarisnya untuk motong gaji sebulan. Kemudian mereka disuruh kontrol keliling Benteng. Thomas Parr menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan Residen, penghapusan gelar kepangeranan, penghapusan pajak tradisional, sistem free garden (perkebunan bebas), pemecatan Daeng Mabella, serta penerapan tanam kopi kepada Sekretarisnya… sang Sekretaris menganalisis dampak-dampak negatifnya. Bahwa penghapusan gelar kepangeranan dan penghapusan pre-empti (pajak tradisional) merugikan para kepala pribumi, yang dapat mempertajam konflik antara kompeni dengan mereka. Pemecatan daeng Mabella dan penghukuman terhadap anaknya juga akan semakin menimbulkan kebencian terhadap kompeni Inggris. Ditambah lagi sistem pemaksaan tanam kopi. Oleh sebab itu, Charles Murray selaku sekretarisnya menyarankan agar segera dibatalkan secepatnya…. Tapi Thomas Parr ingin menunggu kedatangan (laporan) dari Pengawas (Superintendan) Perreau. Tak lama datanglah menghadap Perreau. Thomas Parr minta laporannya. Perreau melaporkan bahwa, semua kebijakan Residen telah berjalan lancar tanpa hambatan. Sekretaris terkejut mendengar laporan itu. Lalu memberikan analisisnya, serta bukti ketegangan sosial di antara para kepala pribumi Bengkulen. Bahkan, dijelaskan kabar tentang pembakaran kantor cabang Kompeni Inggris di Bintunan. Perreau masih berkelit, dengan alasan keamanan masih terkendali. Akhirnya Residen Thomas Parr memutuskan dan  menugaskan Perreau untuk mengirim surat pembatalan tentang tanam kopi kepada para kepala pribumi (Sungai Lemau, Sungai Itam, dan para kepala pribumi lainnya). Perreau lalu berangkat.

ADEGAN 5
KEDIAMAN DEPATI SUKARAMI
PELAKU        : (Depati Sukarami, Nyi Depati, Depati Lagan, Depati Pagar Dewa, Raja Lelo, Si Anjut, Daeng Mabella)
Sinopsis:
Pulang dari belanja, Nyi Depati terheran-heran, kenapa tiba-tiba suaminya nyuruh menyiapkan hidangan yang istimewa, dan memanggil adiknya si Banjar alias Raja Lelo dan si Anjut yang terkenal pemberani untuk segera datang ke rumah, padahal tidak ada hajatan apa-apa.
Tak lama muncullah Si Banjar alias Raja Lelo dan Si Anjut.  Begitu datang, Raja Lelo minta makan karena lapar, lalu ambil sendiri. Karena belum lauknya belum dimasak, terpaksa raja lelo makan nasi saja. Raja Lelo lalu menanyakan ada apa sebetulnya dia dipanggil. Nyi Depati tak bisa menjelaskan.
Tak lama muncullah Depati Sukarami dan langsung menyambut gembira adiknya. Raja Lelo curiga, tak biasanya Kakaknya memperlakukan adiknya seperti itu. Lalu dijelaskan, bahwa sebentar lagi akan kedatangan tamu agung, yaitu Tuan Daeng Mabella. Oleh sebab itulah para depati juga diundang.
Tak lama datanglah para depati (Lagan, Dusun Besar, dan Pagar Dewa). Sambil menunggu kedatangan Tuan Daeng Mabella, mereka asyik ngobrol membicarakan nasib mereka yang penghasilannya berkurang (hilang) akibat ulah kompeni yang menghapus gelar adatnya. Juga bicara tentang rakyatnya masing-masing yang semakin tertindas akibat berbagai peraturan kompeni.
Tak lama muncullah Daeng Mabella. Dan disambutnya dengan penuh hormat. Daeng Mabella senang mendapat kehormatan meski sudah tak menjabat lagi. Daeng Mabella segera memimpin rapat. Setelah menjelaskan panjang lebar tentang akibat ulah Residen Thomas Parr yang kejam, lalu Daeng Mabella menegaskan bahwa, Thomas Parr dianggap biang keladinya dan harus dibunuh. Ketika ditawarkan, siapa yang berani membunuhnya secara langsung,  mereka kurang berani. Tapi sanggup mengerahkan anak buahnya.
Tiba-tiba Raja Lelo dan Si Anjut menyanggupinya. Daeng Mabella merasa senang, lalu memberikan hadiah kepada Raja Lelo, yaitu uang 500 dollar Spanyol serta cincin berlian sebagai jaminannya dengan catatan harus dapat memenggal kepala Thomas Parr. Selesai memberi, Daeng Mabella minta pamit.  

ADEGAN 6
VILLA MOUNT FELIX
PELAKU: (Thomas Parr, Meneer Paar, Nonik Dewi, Nonik Eva, Charles Murray, Serdadu Ali Jojon, Serdadu Novi, Serdadu Sigan)
Sinopsis:
Para Serdadu sedang berjaga malam secara bergantian. Serdadu Sigan pamit ingin cari rokok, sedangkan serdadu Ali Jojon ingin ambil minuman. Tinggal Serdadu mawi sendirian, di saat itulah ia disergap oleh kelompok Raja Lelo. Ali Jojon datang, kaget dikira kawannya tidur, lalu dibangunkan, dan saat itulah pula ia disergap dan ditikam. Lalu datang Serdadu Sigan dengan marah-marah sebab mereka pada tidur. Begitu Sigan mendekat, lalu ditikam dari belakang. Tak lama, muncul Kepala Serdadu Novi, yang juga marah-marah melihat anak buahnya pada tidur pulas, dan ketika mendekat, ia disergap oleh Raja Lelo, tapi tak dibunuh. Hanya diancam, dan diminta agar menunjukkan kamar tidurnya Thomas Parr. Karena terancam, Serdadu Novi lalu menunjukkan arah posisi kamar Thomas Parr. Raja Lelo pun lalu meninggalkan Novi yang ketakutan…. Tiba-tiba terdengar pekikan histeris dari dalam (pekikan Meneer Parr dan Nonik Dewi) minta tolong !  Tak lama  keluarlah Raja Lelo Cs dengan membawa bungkusan penggalan kepala Thomas Parr dan langsung membawanya lari…..Tamaaaaaaat !




PANGGUNG BANGSAWAN BENGKULU

RATU SAMBAN

PEMERAN TOKOH
1.       
Asistent Resident Van Amstel
Mulyadi Bahctiar

2.       
Meneer Amstel
mhswi


3.       
Nonik Caroline
mhswi


4.       
Kontrolir  Cartens
Biratno


5.       
Posthouder Lais
Novi Ariansyah


6.       
Kontrolir Winter



7.       
Komandan Opas
Sigan


8.       
Opas Totok
Totok


9.       
Opas Jojon
Jojon


10.   
Opas
Fadeli


11.   
Opas
Anggota


12.   
Opas
Anggota


13.   
Maradun “Pembarap Bintunan”
Ki Agus Anom Chan


14.   
Pembarap Tanjung Terdana
Husein


15.   
Ratu Tabak
Dalhadi Umar


16.   
Nyi Tabak
mhswi


17.   
Puti Enen
mhswi


18.   
Bik Ipah
Saripah


19.   
Merausin
Ismail


20.   
Depati Bintunan
Doni


21.   
Depati Tanjung Terdana
Bowo


22.   
Depati Krekes
Andri


23.   
Ratu Samban “Pasirah Mardjati” (Bintunan)
Anom


24.   
Pasirah Semer (Kerkap)
Berlian


25.   
Raja Alam (Pasirah Perbo)
Doyok


26.   
Raja Intan (Pasirah Air Besi)
Ref


27.   
Raja Kalipa (Pasirah Palik)
Panca Darmawan


28.   
Raja Malim (Pasirah Air. Pd)
Gito


29.   
Depati Krekes
Teguh


30.   
Datuk Pasar Bintunan
Sukmar Neri




















RATU  SAMBAN

ADEGAN SATU.
MARKAS  BELANDA DI LAIS (Layar Istana)
Pemain : 1. para Opas, 2. Komandan Opas. 3. Tuan Winter, 4. Tuan Cartens, 5. Tuan Van Amstel, 6. Pasirah Semer,  7. Pasirah Perbo, 8. Pasirah Air Besi, 9. Pasirah Air Padang, 10. Pasirah Palik

Sinopsis :
para Opas sedang piket lalu muncul Komandan Opas memeriksa para opas..Komandan Opas kasihan pada para opas yang rendah gajinya, karena itu diminta santai saja menjalankan tugasnya selagi tidak ada Tuan Winter. Tak lam,   datang Tuan Winter memarahi Komandan Opas karena tidak becus ngatur keamanan dan anak buahnya. Tapi, didepan Tuan Winter, Komandan Opas berlagak disiplin dan tegas pada anak buahnya... Tuan Winter minta laporan apakah undangan untuk para Pasirah sudah disampaikan. Tuan Winter segera memerintahkan Komandan dan para opas memeriksa pos penjagaan di luar dan melaporkan jika para pasirah sudah datang.. Tuan Van Amstel  datang diiring oleh Tuan Cartens...Tuan Amstel menanyakan kenapa para pasirah belum datang. Tuan Winter menjawab dalam perjalanan. Tuan Amstel menanyakan persiapan pemberian hadiah “premi” . Tuan Cartens sudah menyiapkan dananya, tinggal membagi.Tak lama datanglah rombongan pasirah.. Mereka disambut dengan senang.
Sesuai dengan janji Tuan Amstel, Tuan Winter segera memberitahukan bahwa para pasirah akan menerima pembagian hadiah (premie) berupa uang gulden kepada setiap Pasirah sebesar 25 gulden. Hadiah langsung dibagi-bagikan oleh Tuan Cartens, tetapi Ratu Samban menolaknya, dan mempertanyakan apa maksud tujuan pemberian uang tersebut. Tuan2 Belanda amat kaget, termasuk Pasirah Semer yang menyarankan agar menerima hadiah tersebut. Ratu Samban tetap tak mau menerima tanpa kejelasan, bahkan Rattu Samban semakin curiga ada apa dibalik semua itu.
Setelah tuan2 Belanda berunding sebentar, lalu Tuan Winter menjelaskan, bahwa pemerintah Hindia Belanda  akan memberlakukan Hoofdbelasting, yaitu pajak kepala untuk semua penduduk. Setiap orang yang telah berumur 16 tahun dikenakan wajib pajak sebesar  1 hingga 10 gulden. Semua pasirah setuju, kecuali Ratu samban yang protes, dengan alasan rakyat sudah cukup menderita karena banyak bebannya. Pasirah Mardjati minta agar keputusan Gouvernement itu dibatalkan. Tuan Van Amstel marah dan tetap memberlakukannya. Ratu Samban lalu keluar dari sidang tanpa permisi, sambil mengancam takkan mematuhi perintah gouvernement. Kontrolir Cartens makin geram lalu menembaknya ... Ratu Samban yang tak mempan senjata justru mengejeknya....
Tuan2 Belanda terheran2 dan semakin geram, kenapa Ratu Samban tak mempan senjata...
Pasirah Semer memberitahukan bahwa, Ratu Samban juga bisa menghilang karena mempunyai sebuah pusaka ampuh yang disebut : "Bedog Rataman Guru Besi". Maka tak gampang menangkap apalagi membunuh Ratu Samban. Van Amstel tak percaya bahkan makin marah... Van Amstel segera memerintahkan para pasirah seluruh pasukannya menuju Bintunan untuk menangkap Ratu Samban.  Tapi diam-diam Winter menugaskan Pasirah Semer mencari rahasia kesaktian Ratu Samban.

ADEGAN DUA.
STRAAT /DI JALAN DEKAT SUNGAI WILAYAH BINTUNAN
(layar pemandangan)
Pemain : 1. Puti Enen, 3. Bik Ipah, 4. Pasirah Semer, 5. Maradun, 6.  Ratu Samban.
Sinopsis :
Puti Enen yang ditemani Bik Ipah habis dari nyuci pakaian disungai ketika mau pulang dihadang oleh Pasirah Semer yang sudah lama jatuh hati pada Puti Enen. Pasirah Semer berusaha merayu agar Puti Enen mau menjadi istrinya. Meski dipameri harta benda banyak, Puti Enen tetap menolak keras karena sama sekali tak suka dengan Pasirah Semer, apalagi pasirah Semer telah menjadi anteknya Belanda...Pasirah semakin gemas dan terus berusaha menangkap Puti Enen, tapi selalu dihalangi oleh Bik Ipah... Puti lari ladlu dikejar Pasirah Semer,,, Puti Enen lari ketemu kakaknya Maradun, lalu menceritakannya... ttak lama Pasirah Semer mengejarnya dan berhadapan dengan Maradun... dan terjadilah perang... Maradun rupanya terdesak melawan Semer, disaat yang kritis muncullah Ratu Samban menolongnya.. karena kesaktian Ratu Samban, Pasirah Semer dibuatnya tak berdaya, dan kesakitan... Ratu Samban tak sampai hati melukai bangsanya sendiri walau Pasirah Semer sudah berkianat... Ratu Samban memaafkannya... Pasirah Semer berjanji akan mengikuti perjuangan Ratu Samban... Pasirah Semer pamit... Ratu Samban menyuruh agar adiknya Puti Enen dan Bik Ipah segera pulang. Ratu Samban. Maradun menanyakan hasil pertemuan di markas Belanda di Kerkap... Ratu Samban menceritakan penolakannya atas pajak kepala terhadap penduduk pribumi... Lalu datanglah rombongan para depati yang melaporkan bahwa pasukan Belanda sudah bergerak menuju Bintunan dan akan menangkap Ratu Samban..Ratu Samban tak gentar, lalu menyusun siasat  dengan mencegat pasukan Belanda yang akan menyeberangi sungai....Lalu pasukan ratu Samban segera menyingkir..

ADEGAN TIGA
STRAAT DITENGAH SUNGAI (LAYAR TETAP).

Sinopsis :
Tak lama muncullah sedadu Belanda dan para Pasirah (kecuali Semer) dibawah pimpinan Asisten Resident Van Amstel sudah tiba di perbatasan wilayah Bintunan, tinggal menyeberangi sungai saja. Untuk meyakinkan, van Amstel memerintahkan Winter dan anak buahnya untuk menyelidiki tempat sekitarnya.  Tak lama, muncullah Ratu Samban. Peperangan tak terhindarkan. Van Amstel mengingatkan agar Ratu Samban tidak membangkang gouvernement, dan jika masih membangkang, maka akan ditangkap. Mendengar ancaman tersebut, Ratu Samban makin berani, maka dicabutlah keris pusakanya lalu ditusuklah Van Amstel dan sekaligus juga Kontrolir Cartens. Sesudah menusuk, terus lari masuk hutan lagi. Asisten Resident Van Amstel dan Kontrolir Cartens menggelepar terkena tusukan pusaka Ratu Samban… dan akhirnya tewas. Melihat pemimpinnya tewas, Kontrolir Winter segera memerintahkan anak buahnya untuk mengangkatnya dan membawanya pulang ke markas Belanda di Lais. Dan sekaligus minta tambahan pasukan. Kontrolir Winter, Komandan Opas, dan sisa anak buahnya dikerahkan untuk terus memburu Ratu Samban. 

ADEGAN  EMPAT.
STRAAT/JALAN (layar pemandangan)
Pemain : 1. Merausin, 2. Pasirah Semer
Merausin yang disuruh orang tuanya mencari ayuknya Puti Enen kebingungan karena tak menemukan,  bertemu tak sengaja dengan Pasirah Semer... Pasirah Semer berusaha mengambil hati Merausin dengan menceritakan bahwa Ratu Samban dan Pasirah Semer adalah temen seperjuangan saling membahu melawan Belanda. Pasirah Semer sangat kagum akan kesaktian Ratu Samban, dan ingin sakti seperti Ratu Samban... Merausin yang masih lugu dan polos terceplos memberikan rahasia kesaktian Ratu Samban, bahwa Ratu Samban takkan mati jika darahnya menetes di tanah. Dan hanya bisa ditembus dengan peluru yang berlapis kencana emas... Sesudah dapat rahasia Pasirah Semer segera pergi meninggalkan Merausin. Merausin senang karena mendapat hadiah uang 1 golden.


ADEGAN LIMA.
DI RUMAH RATU TABAK (layar rumah)
Pemain : 1. Ratu Tabak, 2. Nyi Tabak, 3. Puti Enen, 4. Maradun, 5. Merausin, 6 Ratu Samban.
Sinopsis :
            Nyi Tabak gelisah dan waswas mikirkan Puti Enen yang nyuci pakain ke sungai belum pulang2.. Ratu Tabak menenangkannya karena sudah menyuruh Merausin untuk menyusulnya. Tapi Nyi Tabak masih kuatir karena Merausin itu anak yang kurang akal... Tak lama Puti Enen pulang nampak pucat... ketika ditanya kenapa lama, lalu menceritakan kejadiannya. Maradun pun pulang,.. Ratu Tabak menanyakan perkembangan perjuangan Ratu Samban melawan kompeni Belanda. Maradun menceritakan bahwa Ratu Samban telah membunuh pembesar Belanda yaitu Kontrolir Cartens dan Asisten Residen Van Amstel... Ratu Tabak sangat bangga akan keberanian Ratu Samban melawan kompeni Belanda. Tak lama pulang Merausin dengan senyum gembira memamerkan uang 1 golden..Setelah ditanya Merausin cerita telah diberi uang oleh Pasirah Semer... dan cerita tentang kesaktian Ratu Samban.... keluarga makin penasaran dan cemas,.. jangan-jangan Merausin membuka rahasia kesaktian Ratu Samban... Ternyata benar Merausin terceplos membuka rahasia kesaktian Ratu Samban....Pembarap Maradun amat  kesal dan marah sekali pada Merausin...hingga Merausin dihajarnya berkali2....Merausin hanya merintih kesakitan ... Maradun makin kalap dengan adiknya, Tapi dicegah oleh Ratu Tabak dengan bijaksana...ratu tabak memberikan wejangan kewpada Maradun, agar tidak mudah marah, dan tidak menyesali yang sudah terjadi... jika memang sudah takdirnya anaknya Ratu .Samban mati ditangan Belanda, semaunya harus ikhlas menerimanya dan tetap meneruskan perjuangannya. Ratu Tabak hanya berdoa  semoga tak terjadi apa2 pada Ratu Samban... Maradun segera pamit menyusul perjuangan Ratu Samban...

ADEGAN. 6
DI HUTAN RIMBA BINTUNAN (layar hutan)
Sinopsis :
            Perang gerilya yang dipimpin oleh Ratu Samban mampu membunuh satu persatu pasukan Belanda...hingga tinggal Tuan Winter didampingi Komandan Opasnya yang terdesak mundur. Dalam situasi yang gawat, tiba2 mereka bertemu dengan Pasirah Semer yang segera melaporkan keberhasilan mencari tahu titik lemahnya Ratu Samban, bahkan sudah menyiapkan peluru lapis kencana emas.
Ratu Samban lalu berhadapan dengan Winter yang sudah siap dengan peluru kencana emasnya...Ratu Samban tak menyangka akan tembus peluru... Setelah menembak Winter dan rombongannya lari... Ratu Samban merasakan sakit luar biasa... para pembarap, dan depati segera mendekati dan memeluk erat Ratu Samban yang sekarat namun masih tegap berdiri...... Sebelum Ratu Samban menghembuskan nafas terakhir, masih sempat berpesan agar rakyatnya tetap bersatu mempertahankan bumi Bintunan sampai tetes darah penghabisan….. setelah itu…gugurlah Ratu Samban…. Dan para pasukannya segera mengusungnya……TAMAT.